Kamis, 26 Maret 2015

Akik-akik Cabe Rawit


Akik-akik Cabe Rawit
dipublikasikan Kaltimpost 27 Maret 2015
Musim semi batu akik sepertinya masih belum mencapai klimaksnya. Temuan baru, pasar baru, 'beharat' yang baru masih menunjukkan trend yang meningkat. Pembukaan sentra akik di Segiri dan di mall-mall semakin meramaikan bursa akik batu mulia atau gemstone.
Tampaknya warga umum lebih ahli berinteraksi mendeskripsi batu mulia daripada sarjana-sarjana geologi. Kebetulan Universitas Mulawarman telah membuka jurusan Teknik Geologi S1 angkatan pertama dimana kemarin saya sempat mengisi kuliah tamu untuk mahasiswa geologi maupun pertambangan secara informal. Selayaknya akademisi Pertambangan/Geologi Unmul berpartisipasi dalam memberikan guide atau penjelasan kepada masyarakat tentang segala tetek bengek batu mulia misalnya workshop, seminar atau sejenisnya. Sehingga musim batu mulia menjadi edukasi tersendiri bagi masyarakat Kaltim dalam mengenal batuan alam ataupun dalam aspek bisnisnya.
Batu mulia atau kita patenkan saja dalam bahasa yang lebih memasyarakat, batu akik, pada dasarnya merupakan mineral yang terbentuk melalui proses alam selama jutaan tahun. Sebagaimana kita ketahui ada 3 jenis batuan alam yakni batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Masing-masing jenis akik berasal dari 3 jenis batuan tersebut dengan ciri tersendiri. Batuan beku terbentuk melalui proses magma yang keluar ke permukaan bumi, kemudian membeku bersamaan dengan turunnya suhu magma tersebut. Dari suhu ribuan derajat turun hingga nol puluhan derajat pada setiap fase penurunan suhu terbentuk mineral khas tersendiri. Dari suhu tinggi terbentuk mineral olivin, piroksin hingga kuarsa di suhu medium terdiri dari susunan unsur kimia berbeda. Intan atau diamond yang dikenal sebagai batu mulia terkenal berharga tinggi di Eropa terbentuk di suhu tinggi dengan tingkat kekerasan tertinggi. Mineral akik lain contohnya Tourmaline atau Topas dan sejenisnya. Di Kalimantan, batuan beku kebanyakan di hulu-hulu atau pedalaman Kalimantan. Granit yang dijadikan sebagai tegel/porselin salah satu produk batuan beku. Ada juga yang kreatif menjadikan granit sebagai akik. Bukan main.
Batuan sedimen terbentuk berasal dari batuan beku yang mengalami pelapukan selama jutaan tahun, jatuh tertransportasi ke bawah hingga terendapkan atau tersedimentasi selama jutaan tahun hingga menjadi keras dan jadilah ia berlapis-lapis. Sebagaimana kita lihat di Sungai Mahakam misalnya sedimentasi yang berlangsung terus-menerus selama jutaan tahun ke depan, endapan lumpur yang lembek saat ini, nantinya akan menjadi keras. Sedimentasi dari pepohonan yang terendam dan tersedimentasikan kemudian getahnya menutupi benda tertentu nantinya menjadi fosil atau batu fosil, jadilah akik fosil dengan berbagai motif, contohnya akik Bulu Monyet di Berau yang terkenal. Beberapa akik lainnya berasal dari sedimentasi koral atau terumbu karang, jadilah akik motif koral atau 'kelabang' misalnya. Ada-ada saja.
Adapun batuan metamorf atau batuan ubahan terbentuk dari batuan beku atau sedimen yang mengalami perubahan karena pengaruh suhu atau tekanan akibat proses magmatik (magma keluar) dan tektonik (pergeseran lempeng bumi). Batuan metamorf juga banyak dijadikan tegel/porselin yang biasanya berwarna kemerahan. Nah, akik Red Borneo termasuk dalam jenis batuan ubahan atau metamorf ini.
Batu ruby dengan kesan kemilau pantulan bintangnya berasal dari batuan beku. Biasa kenal dengan ruby star atau american star. Awas imitasinya banyak ditemukan, yang polos bening tanpa serat namun memantulkan bintang umumnya imitasi. Merah delima atau mirip-mirip merah siam sedikit sulit dibedakan secara kasat mata karena penamaan masyarakat sedikit berbeda pada 2 jenis batu ini. Perlu kehati-hatian dalam memilih, salah-salah dapat imitasi. Akik atau gemstone sejenis safir, ametis, calcedon, kecubung, opal/kalimaya terbentuk melalui proses kimia pada boulder atau bongkahan batuan beku yang mengalami pelapukan terendam air jutaan tahun. Misalanya kita temukan bongkahan batuan di sungai kemudian kita pecahkan lalu di dalamnya tampak mineral atau akik yang transparan atau tembus saat diberi cahaya ('disenter jar'). Makin unik, orisinal, dengan warna menarik, semakin bernilai harganya. Makin dimasak makin turun harganya.
Kita dapat mengidentifikasi secara makroskopis atau visual mata terhadap mineral / akik tertentu yang mudah dikenal, namun terhadap gemstone lainnya terkadang perlu identifikasi mikroskopis atau laboratorium gemologi melalui mikroskop khusus contoh membedakan topas dan safir yang memiliki kemiripan perlu keahlian khusus. Bagaimana membedakan akik asli atau imitasi juga ngeri-ngeri sedap, bayar mahal jutaan rupiah ternyata palsu/imitasi, disitu anda pasti merasa sedih.
Secara fisik sebagian akik mudah dibedakan contoh kalimaya asli menunjukkan kesan warna warni tak beraturan seperti pemandangan indah galaksi di luar angkasa, sementara kalimaya / opal palsu persis hologram, penyebaran warna terpola dan agak seragam, untuk opal terang mudah dikenali yang imitasi tapi opal gelap atau kalimaya kopi perlu kejelian untuk membedakan. Cara lainnya seperti disampaikan di medsos, dengan menggunakan akik untuk menggeser layar touchscreen di smartphone, apabila tergeser maka ia diyakini asli apabila tidak, diperkirakan palsu. Namun hal tersebut belum diteliti secara ilmiah mungkin karena perbedaan susunan kimia antara mineral asli dan mineral kaca. Saya lebih memilih akik bercorak atau berserat daripada akik polos bening karena khawatir imitasi. Peran pencahaya (senter) dan lup bisa membantu untuk merecek kasat mata. Untuk lebih memudahkan membedakan asli atau pulsa dengan menggogling kata kunci akik asli palsu nantinya akan terbiasa melihat yang mana asli dan tidaknya.
Aspek menarik lainnya pada akik adalah adanya rumus pencocokan zodiak dengan jenis batu mulia tertentu. Entah dapat wangsit darimana belum ditemukan penjelasan ilmiah dari rumus yang diterbitkan nenek moyang di zaman batu itu. Barangkali ada reaksi-reaksi tertentu dari kandungan mineral yang tersusun dengan rumus kimia berbeda dengan genetik manusia yang lahir dengan posisi bulan matahari berbeda (zodiak) dimana gravitasi cairan dalam bayi berbeda setiap bulannya, menghasilkan produk genetik manusia sedikit berbeda. Perlu penelitian ilmiah mendalam. Yang jelas, apa yang menarik dan klik dengan hati dan dompet anda, silahkan langsung dipilih dan dipikat dengan emban tintanium mengkilap rasa laki. Mumpung akik Nabi Sulaiman belum ditemukan bangsa Yahudi Israel, kesempatan meharatkan akik Sulaiman masih ada. Selamat berakik ria dan jangan lupa sedekahkan sisa angsulan bisnis akik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar